kutanggalkan mantel serta topiku yang tua
merobek gelapnya malam hanya dengan motor ber dua
yang kembali membawaku pada dekapnya
di bawah lembah-lembahnya yang menganga
ketika bulan mengambang tenang di atas kepala
dalam do’aku kau menjelma jadi daun-daun cemara
menggetarkan dawai-dawai asmara
yang mengajukan pertanyaan2 kepada angin yang entah datang dari mana
malam ini, cahaya bulan menyapaku
yang dengan sabar mengajak nari untuk bersitahan dalam rasa sakit ini
dan tetap setia mengusut rahasia
tetang kehidupanku
bunga lily ini menggulum senyum, di bawah bulan yang menggantung, tepat di depan diri yang terpasung sunyi dalam indahnya mimpi yang mungkin tlah ternodai kenyataan berlawanan atas segala perbuatan. Sebitan suara alam yang mengalun dalam telinga perlahan membawaku kembali pada indahnya peri di hari yang tlah ku lalui. Secercah cahaya bulan kini menjadi pengganti dan semoga menjadi bekal untuk esok pagi.
Bunga lily ini masih saja berdiam diri, padahal riuh kendaraan tlah berlalu sejak sore tadi.
0 komentar:
Posting Komentar